| my artwork 1 |
Ahh… Cinta itu aneh.
Cinta itu kebahagian yang palsu. Cinta itu menyakitkan. Itulah pemikiranku
sejak kecil tentang cinta. Aku selalu membuat dinding untuk membatasi laki-laki
yang datang agar mereka tidak terlalu dekat denganku. Karena itu, sejak kecil
aku hanya mempunyai sedikit sekali teman laki-laki. Itu juga paling teman
sekelas. Pernah aku merasakan cinta. Beberapa kali, tetapi kebanyakan hanya
bertahan dalam beberapa hari atau jam saja. Hanya dua kali aku merasakan cinta
dalam waktu yang lama.
Pertama ketika berada di
SD, aku menyukai teman sekelasku. Aku mengenalnya di TK karena kita berada di
TK yang sama. Aku menyukainya karena dia pernah mencium pipiku ketika kita
berada di kelas 2. Pernah beberapa kali aku mengungkapkannya ketika kita berada
di kelas 6, tetapi dia terus menolak dan malah menghindariku. Pada akhirnya aku
sadar bahwa itu hanyalah perasaan yang palsu.
Yang kedua, ketika
berada di SMP, aku menyukai teman sekelasku lagi. Dia mirip dengan orang yang
aku suka ketika di SD. Takut dia
menjauh, aku terus memendam perasaan ini. Lulus dari SMP, kita masuk ke SMA
yang sama. Hanya saja selama SMA kita tidak berada di kelas yang sama. Aku
masih memendam perasaan ini. Lulus dari SMA, kita juga masuk ke Perguruan
Tinggi yang sama dengan Fakultas yang berbeda.
Kini, setelah beberapa
bulan menjalani kuliah, perasaan ini mulai pudar. Aku tidak tahu kenapa ini
bisa terjadi. Apakah karena semua ini merupakan sebuah perasaan yang palsu
lagi? Apakah karena kita jarang bertemu dan ngobrol lagi? Apakah karena kami
berdua sibuk dengan urusan kami sendiri? Aku
tidak tahu.
Tidak lama setelah itu,
aku mulai merasakan cinta lagi. Tiba-tiba saja jantungku berdetak kencang
ketika aku melihatnya. Padahal ketika pertama kali kami bertemu, dia tidak
menarik perhatianku. Malahan aku tidak menyukainya karena beberapa hal. Tetapi,
sekarang dia malah membuatku gila. Setiap waktu wajahnya selalu muncul di dalam
pikiranku. Di dalam kelas, aku tidak bisa berhenti untuk melihat ke arahnya. Bahkan
aku ingin duduk disampingnya agar bisa mengetahui kehidupannya lebih jauh lagi.
Semua ini berawal ketika
pertemuan-pertemuan kami yang kebetulan membuatku terus memikirkan dia. Ketika
aku sedang kesepian, kami selalu bertemu dan dia menyapaku dengan senyumannya.
Awalnya aku hanya merasa dia adalah seorang teman biasa. Tetapi, lama-kelamaan
aku tertarik padanya. Aku selalu ingin berada di dekatnya, mengobrol, bercanda,
memberinya perhatianku, dan mengetahui segala sesuatu tentang kehidupannya.
Perasaan ini bertambah kuat ketika banyak kejadian membuat jarak diantara kami menjadi
semakin dekat. Apakah kami memang ditakdirkan untuk bersama? Atau ini semua hanyalah
suatu kebetulan saja? Itulah yang aku pikirkan selama kami selalu bersama. Ketika
sadar aku telah jatuh cinta dan ingin mengungkapkannya, perlahan dia mulai
menjauh. Bukan karena dia sendiri yang menjauh, melainkan banyak hal yang
membuat kami terpisah untuk waktu yang lama. Contohnya ketika aku masuk kuliah,
dia tidak dan ketika dia masuk kuliah, aku tidak. Sudah beberapa kali hal itu
terjadi dan membuatku berpikir, apakah kami ditakdirkan untuk menjalin tali
pertemanan saja? Apakah aku tidak bisa masuk kedalam kehidupannya? Arghhh…
Semua ini membuatku gila.
Beberapa hari kemudian,
aku memutuskan untuk menganggap semua yang telah terjadi diantara kami hanyalah
suatu kebetulan yang tidak bermakna bagi kehidupanku. Meskipun tidak bisa
membuang perasaan ini, aku akan berusaha untuk menyembunyikannya.
1 komentar:
curcol buuuuu
Posting Komentar